Training Center Akan Jadi Hotel
Kemungkinan Dikelola Manajemen Hotel Clarion, Keuntungan dibagi 50:50
Washilah - Rencana pengalihan fungsi gedung Training Center yang awalnya sebagai pusat pelatihan menjadi tempat penginapan atau hotel, tampaknya akan terwujud. Ini sesuai pengakuan Pembantu Rektor II UIN, Prof Dr H Musafir Pababbari M.Si. Pembantu Rektor yang menangani Administrasi dan Rumah Tangga ini mengatakan, Training Center sedang direncanakan untuk difungsikan menjadi hotel. “Persiapannya sudah 100 persen, tinggal manajemen yang diperlukan,” ujarnya.
Menurut dia, sudah banyak yang menawarkan untuk mengelola bangunan megah berlantai tujuh tersebut. Di antaranya, manajemen Hotel Clarion dan Patompo Grup. “Keduanya sudah mempresentasikan bentuk pengelolaan yang mereka tawarkan,” tambah Musafir. Lebih lanjut dia mengungkapkan, Pembangunan Training Center memang memerlukan bantuan dari pihak kedua sebagai pengelola
Menurut Musafir, UIN tinggal memilih salah satu dari keduanya. Lain lagi dengan pernyataan Pembantu Rektor IV, Prof Dr Phil H Kamaruddin Amir MA. Guru besar di bidng Ilmu Hadits ini mengatakan, sejauh ini gedung training center belum ditetapkan untuk dijadikan hotel. “Masih ditunggu konfirmasi dari pimpinan selaku Rektor UIN,” ujar dia.
Pimpinan belum memutuskan secara rinci rencana tersebut, karena masih dalam tahap penggodokan. Namun, PR IV mengakui bahwa dalam rentang waktu dekat ini akan dilakukan Rapat Pimpinan (Rapim) untuk membahas lebih lanjut mengenai rencana tersebut.
UIN juga sudah menerima banyak masukan dari Perhotelan Republik Indonesia (PHRI). Sesuai rencananya, Hotel yang nantinya akan meraup keuntungan banyak ini, akan menjadi aset untuk membantu keuangan UIN. Keuntungannya juga digunakan untuk menutupi biaya APBN yang dianggap tidak cukup untuk keperluan UIN.
“Dana yang dihasilkan nanti juga akan membantu UIN untuk membangun fakultas kedokteran,” tambah Musafir.
Meski demikian, pengelolaan Training Center masih ditangani Badan Layanan Umum (BLU), yang dibentuk Universitas. Training Center dan pengelolahannya menjadi tanggung jawab BLU.
Muhammad Wayong, PhD Med selaku ketua BLU mengatakan, bahwa BLU bertugas banyak dalam tahap perencanaan maupun pelaksanaannya, mulai dari nol seperti membuat izin, melengkapi fasilitasnya, manajemennya, dan lain.
Muhammad Wayong baru-baru ini pulang dari Yogyakarta menghadiri pertemuan mengenai perencanaan pengelolaan Training Center. “Adanya rencana melibatkan pihak kedua belum pasti, karena pihak UIN mengusahakan untuk bisa mengelola sendiri seluruhnya bila dimungkinkan,” ujar Muhammad Wayong.
“Diharapkan keuntungan dari pengelolaan training center, yang akan dijadikan hotel nantinya akan menjadi salah satu sumber dana agar UIN bisa mandiri dan tidak bergantung sepenuhnya pada pemerintah,” tambahnya.
Siapapun yang nantinya akan menjadi rekan kerja pembangunan hotel di UIN, yang pastinya akan dipilih mana yang lebih menguntungkan. Tidak jauh berda dengan pernyataan yang dilontarkan PR II, bahwa pembagian hasil nantinya akan dibagi 50:50. Antara UIN dan pihak kedua nantinya yang telah resmi mengatur manajemen perhotelan UIN.
Gedung-gedung sekitar UIN pun tidak luput dari renovasi nantinya. Semuanya akan disulap menjadi gedung rumah sakit dan fakultas kedokteran. Gedung perkuliahan Pascasarjana akan dipindahkan ke Kampus II Samata setelah dibangun gedung baru untuk mereka.
Pada tahap rencana, hotel UIN nantinya akan dibuat dengan nuansa Islami dan sebisa mungkin para tenang kerja diambil dari alumni UIN. Selain itu akan ada pelatihan perhotelan untuk membina para alumni agar menjadi tenaga professional di bidang perhotelan.(Mita Sari/Selvyana)
Post a Comment