Headline

Mengenal Konsep Masing-masing Kandidat


Pemaparan Visi Misi Kandidat Calon Rektor UIN kemarin, Rabu 21 Juni 2010, juga menjadi ajang pertarungan konsep masing-masing kandidat. Para calon Rektor memiliki konsep yang berbeda, sesuai dengan karakter dan prinsip kepemimpinan masing-masing. Ini dapat dilihat dari cara mereka menjawab pertanyaan panelis. Sesuai yang disampaikan Ketua PSCR, Prof. Dr. Rahman Getteng, ada tiga panelis pada penyampaian visi misi tersebut. Dua di antaranya adalah unsur mantan pejabat UIN yang bukan anggota senat, yakni Mantan Dekan Fakultas Dakwah, Dr. H. Sampo Seha dan Drs. Khaeruddin, M.Pd.I. Satu panelis dari luar UIN, yakni Prof. Dr. Tahir Kasnawi, M.Si.

Setelah menyimak penyampaian visi misi kandidat, Khaeruddin melontarkan pertanyaan tentang keraguannya akan visi misi yang diusung. Yang paling penting adalah, bagaimana Sang Rektor nantinya, mampu mengunggulkan aspek akademik? Prof Samiang Katu menjawab, dengan menegaskan program unggulannya: Pelaksanaan berbagai kegiatan yang menunjang untuk kajian dan keilmuan. Selain itu, diperlukan ketegasan dalam merekrut dosen. “Untuk merekrut dosen, bukan indeks pendekatan yang digunakan, tapi indeks prestasi,” tambahnya. Ini dikatakan Prof Samiang Katu, karena selama ini, banyak dosen diterima karena berdasarkan kedekatan dengan orang-orang dalam kampus, bukan karena ukuran prestasinya.

Prof Qadir Gassing mengibaratkan kampus UIN sebagai jasad yang telah dibangun, namun belum jiwanya. Secara tidak langsung, Prof Qadir menekankan jiwa UIN Alauddin, yang terletak pada Dosen dan Mahasiswanya. Lain lagi dengan jawaban Phil Kamaruddin. Manajer Project IDB ini menjelaskan perlunya para Professor, dan guru-guru besar untuk lebih apresiatif terhadap jurusan. Menurutnya, jurusan itu harus direvitalisasi. “Kita usahakan, setiap jurusan itu punya proposal. Dan proposal itu nanti kita jual,” ungkapnya. Selain itu, Phil Kamaruddin juga menjanjikan gaji kepada setiap ketua jurusan senilai 5-7 juta jika terpilih. Bukan hanya itu, program lain kandidat nomor urut 4 ini adalah, memberikan penghargaan setinggi-tingginya terhadap karya ilmiah, dengan reward kepada setiap penulis di UIN. Berbeda dengan Prof. Qadir Gassing, Phil Kamaruddin yang selama ini menangani berbagai kerjasama dan badan usaha di UIN, menjelaskan programnya dengan lebih teknis, dan praktis. Tidak filosofis, dan berkutat pada tataran konsep belaka. Selain itu, usaha lain yang perlu dilakukan menurut Phil Kamaruddin adalah, Revitalisasi Peran Penasehat Akademik. Para penasehat akademik perlu diberi reward.

Kandidat Calon Rektor UIN yang lain dan beda, adalah Dr. Hj. Nurnaningsih. Kandidat yang merupakan Ketua Pusat Study Wanita (PSW) UIN ini banyak menyinggung prinsip hidup masyarakat bugis, yakni Sipakainga, Sipakale’bi, dan Sipakatau. Untuk membangun UIN, diperlukan kesadaran untuk saling mengingatkan, saling menghargai, dan menjunjung kebersamaan. Saat menjelaskan programnya, Kandidat wanita ini lalu berujar, “ya kurang lebih program saya itu sama dengan program-program kandidat lain.” Sontak gelak tawa dan tepuk tangan peserta menggema di ruangan. Namun menyimak apa yang disampaikan Dr. Nurnaningsih, tercermin semangat untuk tidak terlalu mempermasalahkan jika ia menang atau kalah. “Menang Atau Kalah, Alhamdulillah Saya Membantu Kemenangan Salah Satu Kandidat,” tambahnya.
(Tim Redaksi)

Post a Comment