Headline

Jeroan oh jeroan . . .

Di awal semester baru ini saya diajar oleh salah satu dosen legendaris di fakultas tempat saya menimba ilmu. Menurut cerita beliau saat perkenalan kelas lalu, beliau sudah lulus dan mendapatkan gelar magisternya (S2) pada tahun 1973, dan Dekan di fakultas saya juga merupakan mantan mahasiswanya dulu. Bisa dibayangkan betapa legendarisnya beliau.Saat perkenalan itu pula beliau menceritakan pengalaman masa mudanya saat menaiki kapal perang angkatan laut (AL) sekutu (Amerika Serikat dan Inggris) yang pernah bersandar di Makassar.

Kesempatan langka itu beliau lakukan untuk melancarkan bahasa Inggrisnya, baik itu mendengar (Listening) dan juga berucap (Speaking). Dengan kesempatan langka itu, menurut beliau, membuat ia mampu menguasai bahasa Inggris dan bisa berada di hadapan saya dan teman-teman pada semester ini.


Di saat kapal perang itu bersandar beliau juga menceritakan pengalamannya mengajak para kapten dan awak kapal untuk berkeliling kota Makassar (saat itu baru ada becak dan delman). Lalu sampailah saat dimana mereka meminta dosen saya ini untuk mengajak mereka makan makanan khas Makassar, coto Makassar. Singkat cerita, saat berada di warung coto kapten dan awak kapal itu hanya mengaduk-ngaduk isi coto (yang berisi daging dan jeroan sapi), lalu pergi dari warung coto itu tanpa mencicipi satupun daging yang ada di mangkuk coto itu.


Setelah pengalaman di warung coto, dosen saya ini mengajak para awak kapal perang itu untuk mengunjungi pasar di Makassar. Dan pada saat mereka mampir melihat-lihat satu kios penjual daging sapi yang di antaranya menjual jeroannya. Saat itu kapten kapal itu bertanya.


“Siapa yang membeli jeroan-jeroan itu?”


“Orang Makassar dan untuk di komsumsi orang-orang Makassar juga.” jawab dosen saya
Lalu terdengar lah satu tanggapan, yang mengagetkan dan juga menjawab keheranan dosen saya itu saat di warung coto beberapa waktu sebelumnya.


“Kenapa orang-orang disini memakan makanan untuk Anjing?”


Dampak Buruk Jeroan


Yang termasuk jeroan ialah hati, jantung, ginjal, babat, dan paru. Jeroan telah menjadi masyarakat Indonesia pada umumnya. Bahkan saking favoritnya jeroan-jeroan ini sampai-sampai pemerinta juga mengijinkan impor jeroan, yang umunya berasal dari Selandia Baru dan Australia karena kebetulan unsur dari daging sapi itu memang tidak di komsumsi di kedua negara itu, dan bisa dikatakan pula kalau Indonesia menjadi “tempat pembuangan” daging sisa mereka. Dengan kenyataan seperti itu, maka tak heran dari tahun ke tahun penderita penyakit yang disebabkan kolesterol, seperti stroke makin bertumbuh pesat di negeri ini.


Nah, dibawah ini akan saya sebutkan beberapa dampak buruk dari jeroan itu.


1. Mengandung Kolesterol
Kolesterol adalah fraksi lemak yang selalu terdapat dalam aliran darah dan seluruh sel dalam tubuh. Kadar kolesterol yang ideal yaitu 200 mg/c11. Kadar kolesterol yang berlebih dalam darah sangat berbahaya karena menye¬babkan plak pada pembuluh darah arteri sehingga terjadi penyempitan yang disebut atherosklerosis. Akibatnya akan meningkatkan resiko terkena penyakit jan¬tung koroner atau stroke. Jenis jerohan yang mengandung kholesterol sangat tinggi adalah otak, hati dan usus.


2. Mengandung Purin
Jeroan memiliki kandungan purin yang cukup tinggi, antara 100-1000 mg/100 gr bahan pangan. Apabila dikonsumsi, kadar asam urat dalam darah akan bertambah, bahkan melebihi batas normal (diatas 7 mg/dL), akibatnya akan memicu terjadinya penya¬kit asam urat (gout).


3. Mengandung Logam Berat (Pb) Timbal
Logam berat timbal mengendap di ginjal dan hati sapi dikarenakan pencemaran saat di peternakan dan juga saat pemberian pakan. Logam berat merupakan komponen alami yang terdapat di kulit bumi yang tidak dapat didegradasi ataupun dihancurkan dan merupakan zat yang berbahaya karena dapat terjadi bioakumulasi. Bioakumulasi adalah peningkatan konsentrasi zat kimia dalam tubuh mahluk hidup dalam waktu yang cukup lama, dibandingkan dengan konsentrasi zat kimia yang terdapat di alam.


Apabila Pb (Timbal) masuk kedalam saluran pencernaan akan diabsorpsi oleh dinding usus kemudian masuk ke dalam darah dan berikatan dengan hemoglobin yang menghambat pembentukan sel darah merah sehingga sel darah merah mudah pecah dan menyebabkan anemia.


Positif Dari Mengosumsi Jeroan


Layaknya hal lain di dunia ini yang saling berpasangan, begitu juga jeroan. Karena disamping dampak negatifnya yang membahayakan kesehatan, jeroan juga memiliki manfaat-manfaat yang dibutuhkan oleh tubuh. Ada beberapa zat gizi yang diperlukan tubuh terkandung di dalam jeroan, diantaranya karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Vitamin utama yang ada dalam jerohan yaitu vitamin B khususnya vitamin B1 B12 , asam folat. Selain itu adalah vitamin A terutama pada hati. Sedangkan mineral yang terdapat dalam jerohan diantaranya zat besi, potasium, magnesium, fosfor, zinc dan lain sebagainya.


Berikut ini manfaat-manfaat dari jeroan;


1. Mencegah dan Mengatasi Anemia
Pada hati terdapat asam folat dan zat besi, yang sangat dibutuhkan bagi para penderita anemia atau kurang darah. Karena asam folat merupakan bahan essensial untuk sintesis DNA dan RNA yang penting untuk metabolisme inti sel terma suk sel darah merah. Sedangkan zat besi merupakan unsur yang penting dalam pembentukan sel darah merah (Hemoglobin).


2. Menyehatkan Otak
Di hati, jantung dan ginjal mengandung banyak vitamin B yang sangat berguna bagi kesehatan otak.


3. Baik Bagi Ibu Hamil
Seperti disebutkan di atas jeroan mengadung asam folat dan zat besi. Kedua zat ini sangat dibutuhkan oleh ibu hamil karena kebutuhan kandungan gizi yang tinggi. Namun, meski begitu harus dikontrol pula komsumsinya dikarenakan kandungan kolesterol yang tinggi di dalam jeroan, yang bisa pula membahayakan ibu hamil.


4. Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh
Zinc dan vitamin A pada sebagian jeroan sangat baik untuk memelihara kesehatan jaringan epitel termasuk endotelium pada pembuluh darah. Kedua zat gizi tersebut membantu mencegah kerusakan pembuluh darah dan juga secara signifikan membantu meningkatkan system kekebalan tubuh.


Di atas telah saya sebutkan beberapa poin yang menjadi sisi buruk dan manfaat dari mengkomsumsi jeroan sapi. Tinggal sekarang apa yang kalian pilih karena meski seberapa buruk atau seberapa baiknya mengomsumsi jeroan, tetap hal itu kembali kepada pilihan pribadi masing-masing.


Tapi ada satu poin pasti, yang bisa menjadi satu bahan pembelajaran, yaitu satu pelajaran dari dosen legendaris saya itu. Di usia beliau yang telah menginjak usia sekitar 60-70 tahun, masih sehat dan masih bugar dalam mengajar di kelas, serta masih bagus pula ingatannya. Hal itu bisa terhjadi karena beliau tidak pernah lagi memakan segala macam jeroan semenjak pertemuannya dengan kapten kapal AL sekutu puluhan tahun silam. (San)

Post a Comment