Satu Kisah Sejuta Cerita
Embun bening berselimut akan dingin udara pagi terlihat pada sebuah daerah dimana ia lahir dengan kelebihan dan kekurangan serta keteracuhan dan kasih sayang yang amat sangat tidak berimbang kemudian mengelola pola pikir menyimpang akibat pergaulan bebas.
Sebut saja irwan seorang anak yang dalam proses keremajaannya terasingkan karena duniata kedua ortunya, sibuk dengan karir yang seakan menjadi kebahagiaan sejati saat terlihat hasilnya kelak.
“hidup ini amat indah saat ku dapat berlari keluar dari rumah, dan menjadi neraka saat ku harus duduk diam ditemani sepi dalam rumah” keluh kesah batin anak itu”.
Pagi ini tepat hari terakhirnya menuntut ilmu pada sebuah SDN di daerhnya, langkahnya gaduh tak berirama merdu mendekat pada sebuah rumah dmana ia jadikan sebagai tempat persinggahan sementara. “ ma…knp tdk datAng tadi?” kata remaja itu lirih “ mama sibuk“ sahut ibundnya acuh< kemudian. Dengan kecewa ia beranjak masuk ke dalam kamar. Tidak lama kemudian dengan dandanan compang camping ia keluar “ aku keluar” teriak remaja itu tergesah -gesah. Curahan hati…” rumahku nerakaku, jalanan tempatku bernaung, belajar untuk menebalkan mental dan mengasah kepribadian mandiri, bukan parasit pada keadaan, seseorang ataupun materi duniata, di jalanan ku ukir kisah dengan mereka yang terlantarkan keadaaan, yang tersakiti oleh materi, terkurung ketakutan pada sang penguasa berwujut bersuara yang penuh bualan semata, meski kadang apa yang kami anggap baik tidaklah baik dimata orang-orang yang tak mengerti dan tak mau mengerti kedaan kami, adahalnya kami berlaku menyimpang untuk menarik simpati mereka meski dalam hal negative yang merugikan bahkan mencelakakan orng lain, namun tak ada kata sesal terlontar dari bibir kami, satu ideology semua kan indah pada saatnya dengan motivasi ulatpun dapat berubah menjadi kupu-kupu yang elok nan indah serta tujuan jati diri kami satukan rasa,cinta dan solidaritas sebaagai saudara dan bukan orang lain. Sahabat bukan penghianat, teman dan bukan lawan, di sinilah dimulai kisah seorang remaja terbuang yang berproses menjadi super hero tanpa kelebihan dalam bentuk imagin terlihat untuk rakyat tapi untuk diriku sendiri . To be continued…………..
Sebut saja irwan seorang anak yang dalam proses keremajaannya terasingkan karena duniata kedua ortunya, sibuk dengan karir yang seakan menjadi kebahagiaan sejati saat terlihat hasilnya kelak.
“hidup ini amat indah saat ku dapat berlari keluar dari rumah, dan menjadi neraka saat ku harus duduk diam ditemani sepi dalam rumah” keluh kesah batin anak itu”.
Pagi ini tepat hari terakhirnya menuntut ilmu pada sebuah SDN di daerhnya, langkahnya gaduh tak berirama merdu mendekat pada sebuah rumah dmana ia jadikan sebagai tempat persinggahan sementara. “ ma…knp tdk datAng tadi?” kata remaja itu lirih “ mama sibuk“ sahut ibundnya acuh< kemudian. Dengan kecewa ia beranjak masuk ke dalam kamar. Tidak lama kemudian dengan dandanan compang camping ia keluar “ aku keluar” teriak remaja itu tergesah -gesah. Curahan hati…” rumahku nerakaku, jalanan tempatku bernaung, belajar untuk menebalkan mental dan mengasah kepribadian mandiri, bukan parasit pada keadaan, seseorang ataupun materi duniata, di jalanan ku ukir kisah dengan mereka yang terlantarkan keadaaan, yang tersakiti oleh materi, terkurung ketakutan pada sang penguasa berwujut bersuara yang penuh bualan semata, meski kadang apa yang kami anggap baik tidaklah baik dimata orang-orang yang tak mengerti dan tak mau mengerti kedaan kami, adahalnya kami berlaku menyimpang untuk menarik simpati mereka meski dalam hal negative yang merugikan bahkan mencelakakan orng lain, namun tak ada kata sesal terlontar dari bibir kami, satu ideology semua kan indah pada saatnya dengan motivasi ulatpun dapat berubah menjadi kupu-kupu yang elok nan indah serta tujuan jati diri kami satukan rasa,cinta dan solidaritas sebaagai saudara dan bukan orang lain. Sahabat bukan penghianat, teman dan bukan lawan, di sinilah dimulai kisah seorang remaja terbuang yang berproses menjadi super hero tanpa kelebihan dalam bentuk imagin terlihat untuk rakyat tapi untuk diriku sendiri . To be continued…………..
Post a Comment